Biografi Nabi Muhammad SAW

Biografi Nabi Muhammad SWA
 


        Kelahiran
Nabi Muhammad bin Abdullāh (lahir di Mekkah pada hari Senin, 20 April 571 M – meninggal di Madinah, 8 Juni 632 pada umur 62 tahun). Ayahnya, Abdullah, meninggal beberapa minggu sebelum kelahirannya di Yathrib (Madinah) yang mana dia pergi untuk mengunjungi kerabat ibu bapaknya. Ibunya meninggal sementara di perjalanan pulang dari Medinah di tempat yang bernama 'Abwa' ketika ia berusia enam tahun. 



Para penulis sirah (biografi) Nabi Muhammad pada umumnya sepakat bahwa ia lahir pada Tahun Gajah, yaitu tahun 570 M, yang merupakan tahun gagalnya Abrahah menyerang Mekkah. Nabi Muhammad lahir di kota Mekkah, di bagian Selatan Jazirah Arab, suatu tempat yang ketika itu merupakan daerah paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni, maupun ilmu pengetahuan. Ayahnya, Abdullah, meninggal dalam perjalanan dagang di Madinah, yang ketika itu bernama Yastrib, ketika Nabi Muhammad masih dalam kandungan. Ia meninggalkan harta lima ekor unta, sekawanan biri-biri dan seorang budak perempuan bernama Ummu Aiman yang kemudian mengasuh Nabi.

Pada saat Nabi Muhammad berusia enam tahun, ibunya Aminah binti Wahab mengajaknya ke Yatsrib (sekarang Madinah) untuk mengunjungi keluarganya serta mengunjungi makam ayahnya. Namun dalam perjalanan pulang, ibunya jatuh sakit. Setelah beberapa hari, Aminah meninggal dunia di Abwa' yang terletak tidak jauh dari Yatsrib, dan dikuburkan di sana. Setelah ibunya meninggal, Nabi Muhammad dijaga oleh kakeknya, 'Abd al-Muththalib. Setelah kakeknya meninggal, ia dijaga oleh pamannya, Abu Thalib. Ketika inilah ia diminta menggembala kambing-kambingnya di sekitar Mekkah dan kerap menemani pamannya dalam urusan dagangnya ke negeri Syam (Suriah, Lebanon, dan Palestina).

Ia dibesarkan oleh kakeknya ' Abd al Muththalib (Syaibah) sampai usia delapan tahun, dan setelah kematian kakeknya. Nabi Muhammad di asuh oleh Abu Thalib, paman dari pihak ayah nya. ' Abd al Muththalib ibu, Salma. Mereka adalah penduduk asli dari Medinah dan ia lahir dan dibesarkan sebagai seorang anak muda di Medinah sebelum pamannya Muththalib membawanya ke Makkah untuk menggantinya. Bertahun-tahun sebelum kelahiran Nabi Muhammad, ' Abd al Muththalib telah memantapkan dirinya sebagai pemimpin berpengaruh dari suku Arab 'Quraisy' di Makkah dan merawat Kemah Suci 'Ka'bah'. Makkah adalah negara kota terhubung dengan baik ke jalur kafilah ke Syria dan Mesir di utara dan Barat laut dan Yaman di Selatan.

Silsilah Nabi Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan.Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin Ibrahim, yaitu keturunan Sam bin Nuh.

Lebih lengkap silsilahnya dari Nabi Muhammad hingga Adam adalah Nabi Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam.

Nasab ini disebutkan oleh Nabi Muhammad bin Ishak bin Yasar al-Madani di salah satu riwayatnya. Nasab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Maksud dari Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah

            Perkenalan Dengan Khadijah

Ketika Nabi Muhammad mencapai usia remaja dan berkembang menjadi seorang yang dewasa, ia mulai mempelajari ilmu bela diri dan memanah, begitupula dengan ilmu untuk menambah keterampilannya dalam berdagang. Perdagangan menjadi hal yang umum dilakukan dan dianggap sebagai salah satu pendapatan yang stabil. Nabi Muhammad sering menemani pamannya berdagang ke arah Utara dan kabar tentang kejujuran dan sifatnya yang dapat dipercaya menyebar luas dengan cepat, membuatnya banyak dipercaya sebagai agen penjual perantara barang dagangan penduduk Mekkah.

Salah seseorang yang mendengar tentang kabar adanya anak muda yang bersifat jujur dan dapat dipercaya dalam berdagang dengan adalah seorang janda yang bernama Khadijah. Ia adalah seseorang yang memiliki status tinggi di kalangan suku Arab. Sebagai seorang pedagang, ia juga sering mengirim barang dagangan ke berbagai pelosok daerah di tanah Arab. Reputasi Nabi Muhammad membuat Khadijah memercayakannya untuk mengatur barang dagangan Khadijah, Nabi Muhammad dijanjikan olehnya akan dibayar dua kali lipat dan Khadijah sangat terkesan ketika sekembalinya Nabi Muhammad membawakan hasil berdagang yang lebih dari biasanya.

Seiring waktu akhirnya Nabi Muhammad pun jatuh cinta kepada Khadijah, mereka menikah pada saat Nabi Muhammad berusia 25 tahun. Saat itu Khadijah telah berusia mendekati umur 40 tahun, namun ia masih memiliki kecantikan yang dapat menawan Nabi Muhammad. Perbedaan umur yang jauh dan status janda yang dimiliki oleh Khadijah tidak menjadi halangan bagi mereka, walaupun pada saat itu suku Quraisy memiliki budaya yang lebih menekankan kepada perkawinan dengan seorang gadis ketimbang janda. Meskipun kekayaan mereka semakin bertambah, Nabi Muhammad tetap hidup sebagai orang yang sederhana, ia lebih memilih untuk menggunakan hartanya untuk hal-hal yang lebih penting.

Nabi Muhammad memiliki putra dan putri. Putranya yang pertama Qasim, meninggal pada usia dua tahun. Dia dijuluki Abul Qasim, berarti ayah dari Qasim. Putra keduanya Abdullah juga meninggal. Abdullah juga disebut sayang sebagai 'Tayyab' dan 'Tahir' karena dia lahir setelah kenabian Nabi Muhammad. Yang keempat putri: Zainab, Ruqayyah, Umm Kulthum, dan Fatimah (ra).

            Memperoleh Gelar

Ketika Nabi Muhammad berumur 35 tahun, ia ikut bersama kaum Quraisy dalam perbaikan Kakbah. Pada saat pemimpin-pemimpin suku Quraisy berdebat tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad, Nabi Muhammad dapat menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan penyelesaian adil. Saat itu ia dikenal di kalangan suku-suku Arab karena sifat-sifatnya yang terpuji. Kaumnya sangat mencintainya, hingga akhirnya ia memperoleh gelar Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya".

Ada juga peristiwa yang membuat Nabi Muhammad semakin disegani masyarakat saat itu yaitu ketika Ka’bah dibersihkan dan Hajar Aswad harus kembali diletakkan pada tempat semula, setiap ketua suku saling berebut untuk meletakkannya bahkan nyaris terjadi pertumpahan darah, karena suatu kebanggaan bagi sebuah suku jika ketua suku mereka menjadi orang yang meletakkan batu hitam yang sangat mulia dan bersejarah itu. Namun kemudian sesepuh dari mereka berkata bahwa bagaimana kalau orang yang meletakkan Hajar Aswad adalah orang yang akan datang pertama kali dari balik bukit.

Dan mereka menunggu orang tersebut dan akhirnya orang tersebut adalah Nabi Muhammad Al-Amin. Maka Nabi Muhammad segera berfikir dan mengambil sehelai kain panjang, diletakkannya Hajar Aswad di tengah-tengah kain tersebut, lalu disuruhnya setiap kepala suku untuk memegang dan mengangkat ujungnya menuju tempat Hajar Aswad itu setelah sampai, Nabi Muhammad dengan tangannya yang mulia memasangkan batu hitam itu ditempatnya.

Puaslah para ketua suku atas solusi Nabi Muhammad. Bisa saja saat itu Nabi Muhammad tidak perlu membuat keputusan untuk menggelar kain dan menyuruh tiap ketua suku untuk mengangkat ujungnya, bisa saja Nabi Muhammad sendiri yang langsung meletakkan batu tersebut sendirian tanpa perlu melibatkan para ketua suku namun Nabi Muhammad bukanlah orang yang egois, beliau adalah orang yang luar biasa cerdas serta bijaksana, beliau tahu bahwa sangat membanggakan sekali jika bisa menjadi orang yang meletakkan Hajar Aswad ditempatnya maka beliau membuat keputusan tersebut agar semua suku merasa puas dan bangga. Itulah yang membuat orang sangat mengagumi pemuda yang bernama Nabi Muhammad ini.


Diriwayatkan pula bahwa Nabi Muhammad adalah orang yang percaya sepenuhnya dengan keesaan Tuhan. Ia hidup dengan cara amat sederhana dan membenci sifat-sifat tamak, angkuh dan sombong yang lazim di kalangan bangsa Arab saat itu. Ia dikenal menyayangi orang-orang miskin, janda-janda tak mampu dan anak-anak yatim serta berbagi penderitaan dengan berusaha menolong mereka. Ia juga menghindari semua kejahatan yang sudah membudaya di kalangan bangsa Arab pada masa itu seperti berjudi, meminum minuman keras, berkelakuan kasar dan lain-lain, sehingga ia dikenal sebagai As-Saadiq yang berarti "yang benar".

            Kerasulan

Nabi Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang dengan kekerasan dan pertempuran dan menjelang usianya yang ke-40, ia sering menyendiri ke Gua Hira' sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Ia bisa berhari-hari bertafakur (merenung) dan mencari ketenangan dan sikapnya itu dianggap sangat bertentangan dengan kebudayaan Arab pada zaman tersebut yang senang bergerombol. Dari sini, ia sering berpikir dengan mendalam, dan memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan.

Akhirnya pada saat usia Nabi Muhammad 40 tahun disuatu malam saat beliau sedang khusyuk berdoa pada sang Khalik, muncullah cahaya putih yang tak lain adalah malaikat Jibril dan berkata “Iqra’” yang berarti “Bacalah” dan Nabi Muhammad menjawab aku tak bisa membaca. Memang Nabi Nabi Muhammad adalah seorang yang Umi atau buta huruf. Karena saat itu sangat jarang sekali orang yangbisa membaca dan menulis jika bukan seorang yang khusus mempelajari syair dan sastra. Orang yang tidak bergulat dibidang syair jarang yang bisa membaca dan menulis.

Lalu Jibril mengatakan lagi “Iqra’” dan Nabi Muhammad menjawab aku tak bisa membaca. Kemudian Jibril mendekat dan merangkul Nabi Muhammad yang saat itu sedang ketakutan karena didatangi orang asing dan berkata padanya untuk yang ketiga kalinya “Iqra’ bismirabbikalladzii Khalaq...” Itu adalah surat AL-‘Alaq ayat 1-5 yaitu wahyu yang pertama kali turun pada Nabi Muhammad dan resmilah saat itu yaitu malam 17 Ramadhan/ 6 Agustus 611 M diangkat oleh Alloh menjadi Rasulnya.

Berikut ini adalah bunyi wahyu pertama “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Al-Alaq 96: 1-5)


Setelah menirukan Jibril membaca surat Al- ‘Alaq ayat 1-5, Nabi Nabi Muhammad pun segera pulang dengan rasa takut dan gemetar. Sesampai di rumah beliau meminta pada istri beliau Khadijah untuk menyelimutinya. Setelah tenang beliau bercerita pada Khadijah bahwa beliau telah didatangi orang yang sangat putih bersih dan tampan dan menyuruhnya untuk membaca surat Al-‘Alaq dimana isi bacaannya sangat indah dan belum pernah ada sebelumnya.

Khadijah adalah istri yang sangat bijaksana, mendengar cerita suaminya, beliau tersenyum dan berkata “ Berbahagialah suamiku sesungguhnya itu adalah Jibril, yaitu malaikat yang juga diturunkan pada Rosul sebelum engkau.” Saat itu Nabi Muhammad belum mengerti jika itu adalah Jibril.

Lalu Khadijah pergi ke rumah saudaranya yang menjadi ahli kitab yang tetap berpegang pada ajarann Tauhid yang bernama “Waraqaq bin Naufal” dan menceritakan apa yang dialami suaminya. Waraqaq pun berkata bahwa orang yang disebut dalam kitab sebelumnya telah datang yaitu Nabi Muhammad suami Khadijah dan Waraqaq pun berpesan pada Khadijah agar menjaga sang suami sepanjang waktu karena, suaminya adalah manusia piluhan yang selama ini ditunggu tunggu kehadirannya. Waraqaq pun menambahkan bahwa jikalau ia masih muda dan sehat tentu ia akan sekuat tenaga melindungi Rosul Nabi Muhammad dan akan membelanya saat beliau nanti dimusuhi dan diusir dari Mekkah oleh orang kafir Quraisy.

Itulah keterangan Waraqaq pada Khadijah. Dan mulai saat itu Khadijah semakin kagum pada suaminya, ternyata suaminya adalah orang yang dipilih Alloh menjadi Rosul penutup zaman seperti yang sudah disebut pada kitab Taurat, Zabur dan Injil.


Waktu itu Nabi Muhammad berusia 40 tahun 6 bulan dan 8 hari ketika ayat pertama sekaligus pengangkatannya sebagai rasul disampaikan kepadanya menurut perhitungan tahun kamariah (penanggalan berdasarkan bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiah atau tahun masehi (penanggalan berdasarkan matahari). Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Nabi Muhammad kembali ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian akibat peristiwa yang baru saja dialaminya dan meminta istrinya agar memberinya selimut.

Nabi Muhammad menerima ayat-ayat Quran secara berangsur-angsur dalam jangka waktu 23 tahun. Ayat-ayat tersebut diturunkan berdasarkan kejadian faktual yang sedang terjadi, sehingga hampir setiap ayat Quran turun disertai oleh Asbabun Nuzul (sebab/kejadian yang mendasari penurunan ayat). Ayat-ayat yang turun sejauh itu dikumpulkan sebagai kompilasi bernama Al Mushaf yang juga dinamakan Al- Qur’an (bacaan).

            Mendapatkan Pengikut

Selama tiga tahun pertama sejak pengangkatannya sebagai rasul, Nabi Muhammad hanya menyebarkan Islam secara terbatas di kalanganteman-teman dekat dan kerabatnya, hal ini untuk mencegah timbulnya reaksi akut dan masif dari kalangan bangsa Arab saat itu yang sudah sangat terasimilasi budayanya dengan tindakan-tindakan amoral, yang dalam konteks ini bertentangan dengan apa yang akan dibawa dan ditawarkan oleh Nabi Muhammad. Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Nabi Muhammad pada masa-masa awal adalah para anggota keluarganya serta golongan masyarakat awam yang dekat dengannya di kehidupan sehari-hari, antara lain Khadijah, Ali, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, Nabi Muhammad mengumumkan secara terbuka agama Islam. Setelah sekian lama banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits, Amr bin Nufail yang kemudian masuk ke agama yang dibawa Nabi Muhammad. Kesemua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun atau Yang pertama-tama.

Berikut ini adalah daftar orang yang pertama kali masuk Islam (sumber Wikipedia) :


Khadijah binti Khuwailid
Sa'ad bin Abi Waqqas
Ummu al-Fadl Lubaba
Zaid bin Haritsah
Thalhah bin Ubaidillah
Shafiyyah
Ali bin Abi Thalib
Abdullah bin Zubair
Asma' binti Abu Bakr
Abu Bakar Al-Shiddiq
Miqdad bin Aswad
Fatimah bin Khattab
Bilal bin Rabah
Utsman bin Mazh'un
Suhayb Ar-Rummi
Ummu Aiman
Said bin Zayd bin Amru

Hamzah bin AbdulMuthalib
Abu Ubaidah bin al-Jarrah

Abbas bin Abdul Muthalib
Waraqah bin Naufal

Abdullah bin Abdul-Asad
Abu Dzar Al-Ghiffari

Ubay bin Kaab
Umar bin Anbasah

Abdullah bin Rawahah
Sa’id bin Al-Ash

Abdullah bin Mas'ud
Abu Salamah bin Abdul Asad

Mus'ab bin Umair
Abu Abdillah al-Arqam bin Abi al-Arqam

Mua'dz bin Jabal
Yasir bin Amir

Aisyah
Ammar bin Yasir

Umar bin Khattab
Sumayyah binti Khayyat

Utsman bin Affan
Amir bin Abdullah

Arwa' binti Kuraiz
Ja'far bin Abi Thalib

Zubair bin Awwam bin Khuwailid
Khabbab bin 'Art

Abdurrahman bin Auf
Ubaidah bin Harits

            Penyebaran Islam

Sekitar tahun 613 M, tiga tahun setelah Islam disebarkan secara diam-diam, Nabi Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Mekkah, respon yang ia terima sangat keras dan masif, ini disebabkan karena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat Mekkah saat itu. Pemimpin Mekkah Abu Jahal menyatakan bahwa Nabi Muhammad adalah orang gila yang akan merusak tatanan hidup orang Mekkah, akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat jahiliyyah di Mekkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, Nabi Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, dihina, disingkirkan, dan dikucilkan dari pergaulan masyarakat Mekkah.

Walau mendapat perlakuan tersebut, ia tetap mendapatkan pengikut dalam jumlah besar, para pengikutnya ini kemudian menyebarkan ajarannya melalui perdagangan ke negeri Syam, Persia, dan kawasan jazirah Arab. Setelah itu, banyak orang yang penasaran dan tertarik kemudian datang ke Mekkah dan Madinah untuk mendengar langsung dari Nabi Muhammad, penampilan dan kepribadiannya yang sudah terkenal baik memudahkannya untuk mendapat simpati dan dukungan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini menjadi semakin mudah ketika Umar bin Khattab dan sejumlah besar tokoh petinggi suku Quraisy lainnya memutuskan untuk memeluk ajaran islam, meskipun banyak juga yang menjadi antipati mengingat saat itu sentimen kesukuan sangat besar di Mekkah dan Medinah. Tercatat pula Nabi Muhammad mendapatkan banyak pengikut dari negeri Farsi (sekarang Iran), salah satu yang tercatat adalah Salman al-Farisi, seorang ilmuwan asal Persia yang kemudian menjadi sahabat Nabi Muhammad.

Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode ini mendorong lahirnya gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habsyah (sekarang Ethiopia). Negus atau raja Habsyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negaranya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Mekkah. Nabi Muhammad sendiri, pada tahun 622 hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak sekitar 200 mil (320 km) di sebelah Utara Mekkah.

            Hijrah ke Madinah

Masyarakat Arab dari berbagai suku setiap tahunnya datang ke Mekkah untuk beziarah ke Bait Allah atau Ka'bah, mereka menjalankan berbagai tradisi keagamaan dalam kunjungan tersebut. Nabi Muhammad melihat ini sebagai peluang untuk menyebarluaskan ajaran Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan ajarannya ialah sekumpulan orang dari Yatsrib. Mereka menemui Nabi Muhammad dan beberapa orang yang telah terlebih dahulu memeluk Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi para pemeluk Islam dan Nabi Muhammad dari kekejaman penduduk Mekkah.

Tahun berikutnya, sekumpulan masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke Mekkah, mereka menemui Nabi Muhammad di tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yastrib dikarenakan situasi di Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para pemeluk Islam. Nabi Muhammad akhirnya menerima ajakan tersebut dan memutuskan berhijrah ke Yastrib PADA TAHUN 622 M.

Mengetahui bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah ke Yastrib, Nabi Muhammad akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama Islam ke daerah-daerah yang jauh lebih luas. Setelah selama kurang lebih dua bulan ia dan pemeluk Islam terlibat dalam peperangan dan serangkaian perjanjian, akhirnya masyarakat Muslim pindah dari Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah kedatangan rombongan dari Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau Madinatun Nabi (kota Nabi).

Di Madinah, pemerintahan (kekhalifahan) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Nabi Muhammad. Umat Islam bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah, begitupun kaum minoritas Kristen dan Yahudi. Dalam periode setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad sering mendapat serangkaian serangan, teror, ancaman pembunuhan dan peperangan yang ia terima dari penguasa Mekkah, akan tetapi semuanya dapat teratasi lebih mudah dengan umat Islam yang saat itu telah bersatu di Madinah.

            Pembebasan Mekkah

Tahun 629 M, tahun ke-8 H setelah hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak 10.000 orang, saat itu ia bermaksud untuk menaklukkan kota Mekkah dan menyatukan para penduduk kota Mekkah dan madinah. Penguasa Mekkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat kota Mekkah akan diserahkan tahun berikutnya. Nabi Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ketika ia kembali, ia telah berhasil mempersatukan Mekkah dan Madinah, dan lebih luas lagi ia saat itu telah berhasil menyebarluaskan Islam ke seluruh Jazirah Arab.

Nabi Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan Islam di kota Mekkah.

            Mukjizat

Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Nabi Muhammad diberikan irhasat (pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan kitab suci agama samawi, dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di dalam kandungan, masa kecil dan remaja. Nabi Muhammad diyakini diberikan mukjizat selama kenabiannya.

Umat Muslim meyakini bahwa Mukjizat terbesar Nabi Muhammad adalah Al-Qur'an, yaitu kitab suci umat Islam. Hal ini disebabkan karena kebudayaan Arab pada masa itu yang masih barbar dan tidak mengenal peradaban, namun oleh Al-Qur'an hal itu berubah total karena Qur'an membawa banyak peraturan keras yang menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru di dunia Arab yang sebelumnya tidak berperadaban serta mengeliminasi akar-akar kejahatan sosial yang mengakar di dunia Arab, serta pada masa yang lebih dekat mengantarkan pemeluknya meraih tingkat perabadan tertinggi di dunia pada masanya.

Mukjizat lain yang tercatat dan diyakini secara luas oleh umat Islam adalah terbelahnya bulan, perjalanan Isra dan Mi'raj dari Madinah menuju Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat. Kemampuan lain yang dimiliki Nabi Muhammad adalah kecerdasan serta kepribadiannya yang banyak dipuji serta menjadi panutan para pemeluk Islam hingga saat ini.

            Pernikahan

Selama hidupnya Nabi Muhammad menikah dengan 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini). Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun hingga Khadijah wafat. Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia, sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.

Sepeninggal Khadijah, Khawla binti Hakim menyarankan kepadanyauntuk menikahi Sawda binti Zama (seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar, dimana Nabi Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Nabi Muhammad tercatat menikahi beberapa orang wanita lagi hingga jumlah seluruhnya sekitar 11 orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal Nabi Muhammad.

Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).

            Karakter Dan Keutamaan Rasullullah Saw

Salah satu karekter rasulullah saw yang paling menonjol adalah kemenangan tidak menjaga kan dia bangga hal ini bisa kita lihat diperang badar dan pembebasan kita makkah(fathu makkah) dan kekalahan tidak membuat dia putus asa dapat kita lihat pristiwa perang uhud bahkan dengan cekatan is mempersiapkan pasukan baru untuk menghadapi hamru”ul asad dan pengingkari perjanjian yang dilakukan kaum yahudi bani quraizah ,dan kewaspadaan beliau,selalu mengedek kekuatan musuh dengan teliti dan mempersiapkan segalanya.

Dia memperlakukan kaum dan pengikutnya dengan tujuan mempererat silaturrahmi dan selalu menamamkan rasa percaya diri dalam mereka is selalu mengasihi anak anak kecil dan mengayomi mereka.berbuat baik dengan fakir miskin dan terhadap hewan dia selalu menanamkan rasa kasih sayang dan melarang untuk menyakiti binatang
Salah satu contoh rasa prikemanusian rasul saw adalah ketika mengutus pasukan untuk berperang dengan musuh dia selalu berpesan tidak boleh menyerang kaum sipil,dia lebih memilih damai terhadap musuh dari pada berperang ketika berperang dia berpesan tidak boleh membunuh lanjut usia anak kecil perempuan dan mengniaya musuh yang sudah tidak berdaya
Ketika kaum quraisi minta suaka politik kepadanya ia tidak memberlakukan baikot ekonomi bahkan ia menyepakati import gandum dari yaman
Ia juga menyerukan realisasikan sebuah perdamaian dunia dan melarang peperanga kecuali hal yang darurat

            Usaha Rasul Saw Dalam Membentuk Masyarakat &Berprikemanusian

1.      Kedatangan rasul adalah sebuah rahmat bagi manusia semuanya is tidak pernah membedakan seseorang pun baik itu kulit putih atau kulit hitam dan dari suku bangsa mana,karma semua manusia itu makan dari rizki allah yang diberikan allah
Rasul saw mengajak manusia untuk
1. Meningkatkan harkat martabat manusia ia bersabda semua manusia berasil dari adam dan iaberasal dari tanah

2.      2. mengajak damai sebelum perang

3.      3. memaafkan sebelom membalas

4.      4. mempermudah seseorang sebelom membalas perbuatan.

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa peperangan yang dilaksanakan bertujuan untuk merealisasikan tujuan tujuan insani yang agung dan menuju kepada tatanan masyarakat yang berprikemanusian. ia telah membuktikan bahwa dirinya adalah sebuah rahmat bagi manusia dan alam semesta peristiwa itu bisa dilihat dari pembebasan kota makkah dangan segala kemenangan yang telah digapai saat itu ia tetap berbuat baik dengan musuh dan enggan untuk membalas dendam padahal ia dapat melaksanakan ia pernah memaafkan mereka dengan sabda”pergilah kalian karma kalian sekarang sudah bebas pada waktu perang dzatur riqa dia berasil menangkap pemimpin gauts bin al harits yang berusaha beberapa kali membunuh beliau akan tetapi tetap dimaafkan

rasul memperlakukan tawanan perang dengan baik ,ia telah membebaskan seorang tawanan perang dengan tangan dia sendiri disaat ia mendengar keluhan rasa sakit tangannya diikat.

          Rasul Sebagai Panglima Perang

Kita bisa lihat keberasilan beliau dalam memenangkan peperangan dan menciptakan perdamaian dan mengujudkan manusia yang berakhlak dan memimpin pasukan dengan gagah berani

     Tata Krama Bergaul

Beliau tidak pernah sombong dalam pergaulan selalu tersenyum berbuat baik sesame manusia selalu menyenguk orang sakit tidak pernah memotong pembicaraan lawan tidak pernah mengangap dirinya mulia dari teman yang diajak bicara
Masih banyak lagi sipat2 rasul yang kita bisa dapat teladani.. mudah2an kita bisa dapat meniru akhlak rasulullah amin….



Beliau hidup di dunia ini selama enam puluh tiga tahun. Menurut pendapat masyhur, beliau wafat pada hari Senin bulan Shafar 11 Hijriah di Madinah.



Sumber :

1.      http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.com/2013/09/biografi-nabi-Nabi Muhammad.html

2.      http://id.wikipedia.org/wiki/Nabi Muhammad

3.      http://septianreyes.wordpress.com/tokoh-agama/biografi-nabi-Nabi Muhammad-saw/

4.      http://tanya-biografi.blogspot.com/2013/02/biografi-nabi-Nabi Muhammad.html

Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH DEFORESTASI (PENGGUNDULAN) HUTAN

MAKALAH FI'IL MUDHARI

MAKALAH MEDIA/METODE DAN ALAT PENDIDIKAN ISLAM